LRI UMY Berharap Hasil Penelitian Dosen dan Mahasiswa dapat Dimanfaatkan Berbagai Pihak

BANTUL–Dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meneliti berbagai persoalan yang ada di masyarakat. Lembaga Riset dan Inovasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LRI UMY) berharap hasil penelitian dosen dan mahasiswa UMY dapat dimanfaatkan berbagai pihak.

Kepala LRI UMY, Prof. Dyah Mutiarin menyampaikan hasil penelitian tersebut disampaikan dalam Diseminasi Hasil Penelitian Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) 2024. Prof. Dyah menuturkan ada 63 hasil penelitian yang dipaparkan dalam diseminasi hasil penelitian tersebut. Dalam penelitian tersebut, dosen dan mahasiswa UMY telah meneliti berbagai topik antara lain green economy, blue economy, green tourism, digital governance, kesehatan, dan pengelolaan keuangan.

Prof. Dyah berharap hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan berbagai pihak.

“Dari penelitian ini diharapkan hasil penelitian dapat diterapkan masyarakat, dan pemerintahan untuk menangani berbagai masalah, antara lain kemiskinan, kesenjangan digital governance,” ujarnya di Dasron Hamid Research and Innovation Center, UMY, Jumat (11/10/2024).

Dia menuturkan diseminasi tersebut diselenggarakan dengan mengundang berbagai stakeholder, antara lain dari pihak rumah sakit, Pemda DIY, akademisi dari kampus negeri dan swasta. Prof. Dyah berharap kehadiran berbagai stakeholder tersebut untuk menguatkan rekognisi stakeholder terhadap riset yang dilakukan dosen dan mahasiswa UMY.

“Kami mengundang berbagai stakeholder sesuai bidang penelitian, tujuannya untuk memberikan masukan terhadap penelitian yang dilakukan, agar [penelitian] lebih sesuai dengan kebutuhan stakeholder,” katanya.

BACA JUGA: Kerap Jadi Tempat Pacaran dan Mabuk-mabukan, Bantaran Kali Winongo di Tegalrejo Ditanami Pohon Kelengkeng

Sementara Ketua Pengusul UMY, Jazaul Ikhsan memaparkan hasil penelitiannya bertajuk Evaluasi Pola Pengelolaan Irigasi Akibat Dampak Sedimentasi Bendung Pada Daerah Irigasi Penungkulan. Dalam penelitian tersebut, Jazaul mengungkapkan dengan adanya sedimentasi maka jumlah air yang masuk ke daerah irigasi berkurang.

“Pengaruh sedimennya menutup di area pintu intake di bendung itu. Ketika sedimen menumpuk, dan bukaan pintu [bendungan] tersebut paten, sehingga air yang masuk ke saluran [irigasi] primer berkurang,” katanya.

Dia menuturkan ketika sedimentasi tersebut sudah mengakibatkan air tidak dapat masuk ke saluran irigasi, maka dia berharap dapat dilakukan normalisasi di bendungan tersebut, sehingga aliran air irigasi dapat mengalir.

Kemudian Ketua Pengusul UMY, Sadam Fajar Shodiq menjabarkan hasil penelitiannya dengan tajuk Peran Pendidikan Agama dalam Memoderasi Pengaruh Lingkungan Pendidikan terhadap Kesehatan Mental Siswa. Sadam melakukan penelitian tersebut terhadap siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Surabaya, Jakarta, Kota Jogja dan Bandung. Dari penelitian tersebut, Sadam menemukan kualitas mental siswa tidak hanya berdasarkan dari faktor lingkungan keluarga dan sosialnya saja, namun juga didorong oleh pihak sekolah dalam menanamkan nilai pendidikan agama yang baik. Menurutnya, meskipun faktor lingkungan keluarga, sosial dan sekolah telah memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap kualitas kesehatan mental, internalisasi nilai agama juga memiliki peran aktif.

“Hasil temuan juga menekankan bahwa diperlukannya upaya untuk membentuk dan memperkuat peran terpadu antara agama, keluarga, lingkungan sekitar dan juga sekolah untuk menjauhkan dari kemungkinan buruk terkait gangguan mental pada siswa,” ujarnya.

Selanjutnya, Ketua Pengusul UMY, Zuhud Rozaki memaparkan hasil penelitiannya dengan tajuk Analisis Kesejahteraan dan Resiliensi Petani Padi Organik Melalui Pendekatan Food System yang Berkelanjutan di Pulau Jawa. Dia menuturkan di Jawa semakin banyak petani yang beralih pertanian dari konvensional menuju pertanian organik, khususnya pertanian padi. Meski begitu, menurutnya keberlanjutan usaha pertanian padi organik memiliki tantangan tersendiri. Hal itu lantaran petani padi organik cenderung menjual hasil pertanian kepada tengkulak, padahal tengkulak memberikan harga untuk gabah organik sama dengan gabah nonorganik.

“Tengkulak menghargai [gabah] dengan harga yang sama dengan beras [gabah] biasa. Karena itu, petani terkadang sering merasa kurang dihargai,” ujarnya.

Dia pun mendorong agar petani menjual gabah hasil produksinya kepada konsumen secara langsung, agar petani memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan menjualnya kepada tengkulak. Dengan begitu, kesejahteraan petani padi organik dapat meningkat.

Lebih lanjut, Ketua Pengusul UMY, Innaka Ageng Rineksane menuturkan hasil penelitiannya mengenai Seleksi dan Karakterisasi Jamur serta Bakteri Simbion yang Berpotensi Mempercepat Pertumbuhan Anggrek Vanda tricolor In Vitro untuk Konservasi Ex Situ. Dalam penelitian tersebut, Innaka mengisolasi jamur dan bakteri simbion, kemudian melakukan identifikasi terhadap jamur dan bakteri tersebut. Setelah itu dilakukan inokulasi jamur dan bakteri simbion pada kultur in vitro vanda tricolor.

“Meski begitu, saat ini tengah dilakukan perbanyakan isolat bakteri yang terindikasi dapat mempercepat pertumbuhan anggrek vanda tricolor. Data yang diperoleh dari aplikasi bakteri untuk pertumbuhan anggrek Vanda tricolor juga akan dianalisis kemudian,” ujarnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News