The 7th ICoSI 2023 Menampilkan Keynote Speaker Berkelas
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebagai salah satu kegiatan utama dalam International Conference in Sustainable Innovation (ICoSI) 2023 atau The 7th ICoSI 2023, agenda Keynote Speech ICoSI 2023 membahas inovasi berkelanjutan dalam beragam perspektif.
Menghadirkan pembicara-pembicara ahli, agenda Keynote Speech diikuti dengan seksama oleh para audiens dalam maupun luar negeri.
Advertisement
Ada tiga Keynote Speaker atau pembicara utama yang dihadirkan dalam agenda Keynote Speech ICoSI 2023 pada Rabu (9/8/2023). Mereka adalah Shariq Siddiqui Director of Muslim Philanthropy Initiative, Lilly Family Scholl of Phulanthropy, Indiana University; Deputy Chief Commissioner BRI, Rofikoh Rokhim; dan Kepala Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY, Dyah Mutiarin.
BACA JUGA: Memanusiakan Teknologi di ICoSI 2023
Kepala LRI UMY, Dyah Mutiarin banyak membahas seputar digital governance atau pemerintahan digital. Menurutnya fase ini menjadi upaya pemerintah untuk memasuki era transformasi digital.
"Digital governance itu menjadi salah satu penanda bahwa Indonesia itu sudah siap go digital," terang perempuan yang akrab disapa Arin tersebut di Gedung AR Fakhruddin B UMY, Rabu (9/8/2023).
Upaya go digital ini kata Arin harus menyeluruh. Baik itu di lingkup masyarakat, pemerintahan hingga sektor perdagangan.
"Jadi enam dimensi harus terlaksana. Enam dimensi ada smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart environment dan smart society," ungkapnya.
Menurut Arin yang terpenting saat ini bagaimana pelayanan kepada masyarakat harus terus didorong. Bila tidak didorong dengan pemerintahan digital maka pemenuhannya akan lambat.
Shariq Siddiqu, Director of Muslim Philanthropy Initiative, Lilly Family Scholl of Philanthropy, Indiana University, membahas filantropi muslim di era digital dan di negara yang mayoritas bukan muslim justru muslim berkembang dengan baik.
Bahkan di negara tersebut Shariq menyebut banyak milenial yang ikut melakukan kegiatan amal melalui filantropi muslim. Dengan situasi tersebut, negara-negara dengan mayoritas muslim seharusnya lebih kuat dalam filantropi muslim.
Termasuk potensi filantropi muslim di Indonesia yang bisa mendukung ekonomi. Lebih-lebih di era digital, digitalisasi dinilai mampu mendorong percepatan filantropi muslim, salah satunya zakat.
Sementara Deputy Chief Commissioner BRI, Rofikoh Rokhim yang hadir secara daring lebih banyak menyinggung kolaborasi pentahelix sehingga memaksimalkan potensi ekonomi. UMKM dinilai perlu ditangani oleh berbagai aktor. Selain itu semangat gotong royong perlu terus dipupuk untuk meningkatkan kolaborasi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Advertisement
Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
Advertisement
Adakan Pengabdian Masyarakat Tingkatkan Kinerja Organisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Manggarai Barat
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement